Gejala ISPA yang Sering Diabaikan dan Dampaknya

Gejala ISPA yang Sering Diabaikan dan Dampaknya

Gejala ISPA pada dasarnya akan muncul ketika seseorang terinfeksi oleh beberapa jenis virus tertentu. Virus yang menjadi pemicu munculnya ISPA, yaitu Rhinovirus, Parainfluenza, Adenovirus, Enterovirus, Bocavirus, Human Metapneumovirus, RSV, Coronavirus, dan Influenza.

Ketika seseorang terjangkit jenis virus tersebut, maka risiko terkena penyakit ISPA akan sangat tinggi. Namun kebanyakan seseorang belum menyadari gejala apa yang ditimbulkan dari penyakit ini. Untuk itu, berikut penjelasan mengenai gejala penyakit ISPA yang harus diwaspadai.

Gejala Penyakit ISPA


Gejala ISPA yang Sering Diabaikan dan Dampaknya

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) tentu memiliki gejala yang menjadi tahap awal seseorang terkena penyakit ini. Infeksi yang terjadi ini bisa berupa infeksi dari saluran pernapasan atas maupun bawah.

Infeksi pernapasan akut pada dewasa maupun anak-anak harus diwaspadai dengan mengenali berbagai gejalanya. Adapun gejala munculnya penyakit ISPA, antara lain:

1. Batuk


Gejala penyakit ISPA yang pertama adalah batuk. Batuk yang dimaksudkan ini yaitu batuk kering maupun batuk berdahak. Berbeda dengan batuk normal, batuk yang menandai gejala ini yaitu pengidapnya akan mengalami batuk secara terus menerus.

2. Demam


Gejala ISPA pada anak-anak yang mudah untuk ditandai adalah demam. Ketika tubuh sedang terinfeksi virus, maka demam menjadi salah satu respon alami tubuh yang menjadi pertanda akan munculnya suatu penyakit.

Untuk gejala penyakit ISPA, suhu tubuh yang naik secara drastis di atas angka normal menjadi pertanda seseorang terjangkit salah satu virus penyebab ISPA.

3. Sulit Bernapas


Gejala selanjutnya yang menjadi pertanda munculnya ISPA adalah seseorang akan mengalami sesak napas atau kesulitan bernapas. Kesulitan bernapas yang dialami ini menjadi gejala yang cukup serius dan harus segera diatasi.

Sebab, ketika seseorang sudah sampai pada tahap gejala ini, kemungkinan besar infeksi virus sudah mulai menyebar ke paru-paru. Oleh sebab itu, jika Anda mengalami kondisi ini harus segera dibawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

4. Masalah Pencernaan


Gejala penyakit ISPA yang harus segera ditangani adalah ketika pengidapnya sudah mulai mengalami masalah pencernaan. Sebagian besar pengidap ISPA ini memiliki masalah pada pencernaan, seperti mual, muntah, atau bahkan diare.

Umumnya masalah pencernaan yang terjadi ini disebabkan karena peradangan tubuh akibat virus yang menjadi penyebab ISPA. Oleh sebab itu, disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan medis atau pengobatan ISPA alami.

5. Sakit Kepala


Gejala selanjutnya yang cukup umum terjadi pada pengidap ISPA adalah sakit kepala. Sakit kepala ini bisa muncul akibat ketegangan otot dan efek demam. Selain itu, gejala ISPA juga akan menjadikan pengidapnya mengalami nyeri pada otot dan nyeri pada tulang sendi.

6. Hidung Tersumbat & Sakit Tenggorokan


Tanda-tanda awal ISPA yang juga banyak terjadi adalah hidung tersumbat dan rasa nyeri pada tenggorokan. Hidung tersumbat yang dialami ini disebabkan karena pembengkakan atau lendir yang menyumbat saluran hidung.

Sedangkan, sakit tenggorokan disebabkan karena respon tubuh terhadap masuknya virus yang mungkin terhirup oleh si pengidapnya. Akibatnya, seseorang akan mengalami kesulitan menelan dan rasa tidak nyaman saat berbicara.

Dampak Penyakit ISPA


ISPA umumnya akan menimbulkan peradangan di area saluran pernapasan. Kondisi ini akan memburuk jika tidak segera mendapatkan penanganan dan pengobatan yang tepat.

Jika tidak segera diobati, ISPA akan menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan. Adapun beberapa dampak negatif yang ditimbulkan penyakit ISPA jika tidak segera diatasi, diantaranya:

  • Gagal Jantung Kongestif
  • Bronkitis Kronis
  • Abses/nanah pada paru-paru
  • Empiema/penumpukan nanah pada selaput paru-paru
  • Emfisema/rusaknya kantong udara pada paru-paru
  • Peningkatan karbondioksida dalam darah, dll

ISPA yang tidak segera ditangani, maka akan berisiko menyebabkan kondisi yang lebih parah dan bisa menyebabkan kematian. Oleh sebab itu, sebaiknya jika muncul beberapa gejala yang sudah dijelaskan di atas, maka bisa langsung memeriksakannya ke dokter.

Hal ini penting dilakukan untuk menghindari virus yang menyebar ke paru-paru. Selain itu, dengan pemeriksaan lebih dini juga akan meminimalisir terjadinya keparahan kondisi ISPA yang terdiagnosis.

Mengingat ISPA bisa menyerang siapa saja, baik anak-anak, dewasa, maupun lanjut usia, tentu harus diwaspadai terkait gejalanya. Jadi, pastikan Anda mengenai berbagai gejala ISPA dan langkah awal penanganannya.
5 Tahapan Perawatan Luka Pasca Bedah (Operasi)

5 Tahapan Perawatan Luka Pasca Bedah (Operasi)

Luka merupakan kondisi rusaknya kontinuitas jaringan, struktur serta fungsi anatomis kulit normal akibat adanya proses patologis yang berasal dari lingkungan internal atau eksternal yang mengenai organ tertentu. Perawatan luka sayat menjadi faktor yang menentukan hasil akhir dari proses penyembuhan luka.

Selain itu, perawatan luka bedah yaitu tindakan untuk merawat luka serta melakukan pembalutan untuk menjadikan luka kotor jadi luka bersih. Proses ini sangat penting untuk mencegah luka agar tidak terjadi infeksi.
 

Tips Merawat Luka Pasca Operasi


Tahapan Perawatan Luka Pasca Bedah (Operasi)

Pada akhir operasi, tepi-tepi sayatan bedah akan direkatkan untuk menunjang penyembuhan luka. Berikut tips perawatan luka pasca operasi yang bisa Anda ketahui:

1. Mencuci Tangan


Hal utama yang perlu Anda lakukan dalam proses pengobatan penyembuhan luka bedah yaitu dengan mencuci tangan. Untuk merawat lukanya, Anda bisa mencuci tangan terlebih dahulu, kemudian keringkan. Sebagai antisipasi Anda bisa menggunakan sarung tangan sekali pakai ketika merawat luka bedah.
 

2. Membersihkan Luka


Cara membersihkan luka bedah yang benar yaitu dengan mencucinya menggunakan air mengalir atau air layak minum. Hindari penggunaan antiseptik karena bisa merusak kulit, bahkan memperlambat proses penyembuhan. Anda bisa menggunakan larutan NacL untuk membersihkan luka hingga 48 jam setelah pembedahan dilakukan.
 

3. Keringkan Luka


Mengeringkan luka termasuk perawatan luka sayat. Anda bisa menepuk-nepuk area luka sampai kering menggunakan handuk yang bersih. Ketika mengeringkan luka, amati luka tersebut untuk melihat adanya tanda infeksi, seperti area luka yang semakin hangat dan terlihat memerah, pembengkakan, terasa nyeri terutama saat ditekan, keluar nanah, serta mengeluarkan bau yang tidak sedap.

4. Menghentikan Pendarahan


Jika luka tersebut mengeluarkan darah, Anda bisa memberikan tekanan lembut pada area luka menggunakan perban kasa atau dressing penyerap steril. Setelah itu, tinggikan posisi luka sampai darah berhenti.
 

5. Menutup Luka


Terakhir, Anda bisa menutup luka dengan memasang dressing film steril luka yang dilengkapi wound pad (bantalan luka). Dressing dilakukan saat dressing basah atau kotor. Berikut penjagaan luka bedah yang bisa Anda lakukan;

  • Jangan menyentuh dan menggaruk luka selama proses penyembuhan.
  • Berhati-hatilah supaya tidak menyentuh dressing bagian dalam yang berkontak langsung dengan luka.
  • Anda bisa mandi dengan aman 48 jam setelah pembedahan dilakukan.

Dikutip dari aecd2023.comUntuk menjaga luka tetap steril, Anda bisa menggunakan plester luka bedah. Produk leukoplast bisa menjadi solusi terbaik untuk membalut luka bekas operasi. Berikut list produk leukoplast yang bisa Anda ketahui:

  • Hypafix : Plester fiksasi area luka lebar yang merekat dengan baik. Sangat elastis dan fleksibel yang bagus untuk persendian dan area tubuh berkontur.
  • Fixomull® Transparent : Plester ini berbentuk transparan dan tahan air. Produk leukoplast yang satu ini anti air sehingga bisa digunakan saat mandi.
  • Hypafix® Skin Sensitive : Plester ini cocok untuk kulit rapuh dan sensitif. Menggunakan teknologi perekat silikon yang atraumatik.
  • Leukopor® : Plester roll water-repellent (kertas tahan air) untuk fiksasi kulit sensitif yang cocok untuk bayi, anak, dan lansia.
  • Leukoplast® : Plester medis dengan kekuatan rekat yang tinggi untuk dressing, perban, serta perangkat traksi.
  • Leukoplast® Elastomull® Haft : Perban elastis kohesif ini mempunyai perekat yang bagus, bertekstur lentur dan tidak mudah melorot. Plester ini sangat cocok untuk fiksasi pada area kepala dan persendian.
  • Leukomed® I.V. Film : Dressing I.V (infus) transparan memiliki kemasan steril yang siap pakai. Fiksasi ini sangat aman dan tahan lama.
  • Leukoplast® Barrier : Dressing ini tahan air dan berpori. Cocok untuk luka ringan serta membantu mencegah infeksi. Sehingga aman saat luka operasi terkena air. 
  • Leukoplast® Aqua Pro : Dressing luka ini tahan air dan berpori, serta dapat melindungi luka dari kontaminasi dan air. 
  • Leukoplast® Elastic : Plester ini cocok untuk pertolongan pertama. Teksturnya elastis dan cocok untuk mereka luka kecil, sayatan, dan lecet. 
  • Leukoplast® Skin Sensitive : Plester roll ini cocok untuk kulit rapuh dan sensitif. Selain itu, produk leukoplast skin sensitif ini memiliki teknologi perekat silikon yang atraumatik.

Itulah seputar perawatan luka bedah yang perlu Anda perhatikan. Semoga artikel ini bisa membantu.
Hernia Inguinalis vs Hernia Umbilikalis: Apa Bedanya?

Hernia Inguinalis vs Hernia Umbilikalis: Apa Bedanya?

Hernia adalah kondisi di mana organ atau jaringan dalam tubuh menonjol keluar melalui celah di otot atau jaringan di sekitarnya. Dua jenis hernia yang paling umum terjadi adalah hernia inguinalis dan hernia umbilikalis. Keduanya memiliki perbedaan signifikan dalam hal lokasi, penyebab, gejala, serta metode pengobatan.

Hernia Inguinalis vs Hernia Umbilikalis: Apa Bedanya?

Memahami perbedaan antara kedua jenis hernia ini sangat penting untuk mencegah komplikasi dan menentukan langkah pengobatan yang tepat. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara detail perbedaan hernia inguinalis dan umbilikalis, serta gejala, penyebab, hingga prosedur pengobatan yang mungkin diperlukan.
  

Apa Itu Hernia Inguinalis?


Hernia inguinalis adalah kondisi di mana sebagian usus atau jaringan lemak dalam perut menonjol melalui bagian bawah dinding perut, lebih tepatnya di daerah selangkangan (inguinal). Hernia ini lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita, karena struktur anatomi pria yang membuat daerah inguinal lebih rentan.
 

Gejala Hernia Inguinalis


Beberapa gejala hernia inguinalis yang perlu Anda perhatikan, antara lain:
  
  • Tonjolan di daerah selangkangan, terutama ketika Anda berdiri atau batuk.
  • Rasa nyeri atau tidak nyaman pada area selangkangan, terutama saat mengangkat beban berat atau melakukan aktivitas fisik.
  • Sensasi terbakar atau berat di sekitar tonjolan hernia.
  • Pada kasus yang lebih parah, bisa menyebabkan mual dan muntah jika bagian usus yang menonjol terjebak (terjepit).

Gejala hernia inguinalis pada bayi mungkin lebih sulit dikenali. Biasanya, tonjolan akan lebih terlihat saat bayi menangis, batuk, atau mengejan.

Apa Itu Hernia Umbilikalis?


Hernia umbilikalis terjadi ketika bagian usus atau jaringan lemak mendorong keluar melalui dinding perut di area sekitar pusar (umbilicus). Hernia jenis ini lebih umum terjadi pada bayi baru lahir, meski orang dewasa juga bisa mengalaminya.
  

Gejala Hernia Umbilikalis


Gejala hernia umbilikalis yang paling umum termasuk:
  
  • Adanya tonjolan atau benjolan di sekitar pusar yang tampak lebih jelas saat bayi menangis atau ketika orang dewasa berdiri tegak.
  • Rasa tidak nyaman di area sekitar pusar, meski biasanya tidak menimbulkan rasa sakit pada bayi.
  • Pada kasus yang parah, terutama jika hernia terjepit, dapat terjadi nyeri akut dan gejala seperti mual dan muntah.

Pada bayi baru lahir, hernia umbilikalis sering kali tidak menimbulkan masalah besar dan bisa hilang dengan sendirinya seiring pertumbuhan otot-otot perut yang lebih kuat. Namun, pada orang dewasa, kondisi ini sering kali memerlukan intervensi medis.
  

Penyebab Hernia Inguinalis dan Umbilikalis


Meski keduanya sama-sama hernia, penyebab hernia inguinalis dan umbilikalis berbeda.
  

Penyebab Hernia Inguinalis


  • Faktor bawaan: Pada pria, kondisi ini sering dikaitkan dengan penutupan yang tidak sempurna dari saluran yang dilewati oleh testis selama perkembangan janin.
  • Tekanan berlebih pada perut: Mengangkat benda berat, batuk kronis, konstipasi, dan obesitas bisa meningkatkan risiko hernia inguinalis karena memberikan tekanan tambahan pada dinding perut bagian bawah.
  • Kelemahan otot perut: Otot-otot yang melemah seiring usia atau setelah cedera juga berkontribusi pada risiko hernia inguinalis.

Penyebab Hernia Umbilikalis


  • Kegagalan penutupan otot perut pada bayi: Pada bayi baru lahir, hernia umbilikalis terjadi ketika lubang di otot perut di mana tali pusat melewati tidak menutup sepenuhnya setelah kelahiran.
  • Tekanan perut meningkat: Pada orang dewasa, kehamilan ganda, obesitas, atau cairan berlebih di dalam perut (asites) bisa menyebabkan hernia umbilikalis.

Pengobatan dan Operasi Hernia


Pengobatan hernia tergantung pada tingkat keparahannya. Beberapa kasus mungkin hanya memerlukan pemantauan, sementara yang lain mungkin memerlukan operasi.
  

Operasi Hernia Inguinalis


Operasi hernia inguinalis umumnya direkomendasikan, terutama jika menimbulkan gejala atau risiko komplikasi. Ada dua metode utama untuk mengobati hernia inguinalis:

 
  • Operasi terbuka: Prosedur ini melibatkan pembedahan pada area yang terkena untuk mendorong kembali organ yang menonjol, kemudian memperkuat dinding perut dengan jaring sintetis (mesh).
  • Laparoskopi: Ini adalah prosedur minimal invasif yang menggunakan kamera kecil dan alat bedah melalui sayatan kecil. Laparoskopi biasanya memiliki waktu pemulihan yang lebih cepat dan risiko infeksi lebih rendah.

Pengobatan Hernia Umbilikalis


Pada bayi, hernia umbilikalis sering kali tidak memerlukan intervensi medis dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa tahun pertama kehidupan. Namun, jika hernia tidak sembuh atau semakin parah, operasi mungkin diperlukan. Pada orang dewasa, hernia umbilikalis hampir selalu memerlukan pembedahan, terutama jika menyebabkan ketidaknyamanan atau komplikasi.
  

Komplikasi Hernia Inguinalis dan Umbilikalis


Kedua jenis hernia bisa menyebabkan komplikasi jika tidak ditangani dengan benar. Salah satu komplikasi paling serius adalah hernia yang terjepit (strangulated hernia), di mana bagian dari usus atau jaringan yang menonjol terjebak dan aliran darahnya terganggu. Kondisi ini adalah darurat medis yang memerlukan intervensi segera. Gejala hernia yang terjepit meliputi:
  
  • Nyeri hebat yang tiba-tiba pada lokasi hernia.
  • Mual dan muntah.
  • Kemerahan atau perubahan warna pada kulit di sekitar tonjolan.
  • Tidak bisa buang angin atau buang air besar.

Jika Anda mengalami gejala ini, segera cari bantuan medis.
  

Pemulihan Pasca Operasi Hernia


Pemulihan setelah operasi hernia bervariasi tergantung pada metode operasi yang dilakukan. Biasanya, pasien dapat kembali melakukan aktivitas ringan dalam waktu beberapa hari hingga seminggu. Namun, aktivitas fisik berat harus dihindari selama beberapa minggu untuk mencegah hernia kambuh. Tips pemulihan yang bisa Anda lakukan, antara lain:
  
  • Hindari mengangkat beban berat selama masa pemulihan.
  • Gunakan pakaian yang longgar dan nyaman untuk mengurangi tekanan pada area bekas operasi.
  • Konsultasikan dengan dokter mengenai aktivitas fisik yang diperbolehkan.

Memahami perbedaan hernia inguinalis dan umbilikalis adalah langkah penting dalam mengenali gejala, penyebab, dan pengobatan yang tepat. Hernia inguinalis lebih umum pada pria dan terjadi di daerah selangkangan, sementara hernia umbilikalis lebih sering terlihat pada bayi dan muncul di area pusar. 

Keduanya bisa menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati, sehingga penting untuk memantau kondisi dan segera berkonsultasi dengan dokter jika ada gejala yang mencurigakan. 

Dikutip dari fitik2023.orgPengobatan hernia bervariasi mulai dari observasi hingga pembedahan, tergantung pada tingkat keparahan dan gejala yang ditimbulkan. 

Pemulihan pasca operasi juga memerlukan perhatian khusus untuk mencegah kekambuhan atau komplikasi lainnya. Dengan penanganan yang tepat, kebanyakan kasus hernia dapat diatasi dengan baik tanpa menyebabkan masalah jangka panjang.
Pengobatan Benjolan Pada Payudara

Pengobatan Benjolan Pada Payudara

Benjolan pada payudara merupakan kondisi yang sering kali menimbulkan kekhawatiran pada banyak wanita. Benjolan tersebut dapat bervariasi dalam ukuran, tekstur, dan lokasi di dalam atau di sekitar payudara. Meskipun kebanyakan benjolan pada payudara bersifat non-kanker (jinak), tetapi penting untuk mengidentifikasi dan memahami jenis benjolan serta langkah-langkah pencegahan dan pengobatannya.

Pengobatan Benjolan Pada Payudara

Benjolan pada payudara adalah pertumbuhan abnormal jaringan yang bisa muncul akibat berbagai faktor, seperti perubahan hormonal, kista, atau fibroadenoma (tumor jinak). Meskipun demikian, penting untuk tidak mengabaikan benjolan tersebut, karena dalam beberapa kasus, itu bisa menjadi tanda dari masalah yang lebih serius, termasuk kanker payudara.

Pencegahan benjolan pada payudara melibatkan perubahan gaya hidup yang sehat. Ini termasuk rutin melakukan pemeriksaan sendiri guna mendeteksi perubahan apapun pada payudara. Selain itu, menjaga berat badan yang sehat, mengonsumsi makanan bergizi, dan mengurangi konsumsi alkohol juga dapat membantu mengurangi risiko timbulnya benjolan pada payudara.

Pengobatan benjolan pada payudara bergantung pada penyebabnya. Untuk benjolan yang bersifat jinak, dokter mungkin akan merekomendasikan pengawasan berkala atau pengangkatan jika benjolan tersebut mengganggu atau menyebabkan ketidaknyamanan. Untuk benjolan yang lebih serius, seperti kanker payudara, pengobatan akan lebih intensif dan dapat melibatkan kombinasi dari terapi seperti operasi, kemoterapi, radioterapi, atau terapi hormon.

Memilih rumah sakit yang tepat untuk pengobatan benjolan pada payudara sangat penting. Rumah sakit yang memiliki fasilitas terkini, tim medis berpengalaman dalam bidang onkologi dan kesehatan wanita, serta fasilitas diagnosis yang canggih akan sangat mendukung proses pengobatan. Beberapa rumah sakit terkemuka di Malaysia seperti IHH Healthcare memiliki spesialisasi yang mencakup bidang onkologi dan kesehatan wanita, serta menyediakan fasilitas terbaik untuk diagnosis dan pengobatan benjolan pada payudara.

Pengobatan Benjolan Pada Payudara

Dalam penanganan benjolan pada payudara, konsultasi dengan profesional medis adalah langkah awal yang sangat penting. Mereka dapat memberikan informasi yang tepat mengenai pengobatan yang dibutuhkan dan akan merujuk ke rumah sakit yang sesuai untuk penanganan lebih lanjut.

Dalam menjalani perjalanan pengobatan benjolan pada payudara, penting untuk mendapatkan dukungan psikologis dan emosional yang memadai. Banyak rumah sakit terbaik juga menyediakan layanan dukungan bagi pasien dan keluarga mereka, membantu dalam proses penyembuhan secara holistik.